La Moringa: Dari Sebuah Skripsi Mahasiswa & Keresahan Dokter
Semua dimulai dari tugas skripsi dr. Andre tahun 2009-2010, seorang mahasiswa muda yang penuh dedikasi. Ia memutuskan untuk meneliti tikus yang menderita kanker kolon sebagai tugas skripsinya, dan hasilnya mengejutkan: setelah diberikan daun kelor, sel-sel kanker pada tikus itu berhenti berkembang.
Temuan ini bukan hanya sebuah hasil karya ilmiah; ini adalah cikal bakal sebuah ide bisnis yang membawa dampak luar biasa bagi masyarakat Indonesia dan Dunia.
Tantangan Stunting dan Stigma Masyarakat
Tahun 2016-2017 saat praktek menjadi dokter kandungan, dr. Andre menemukan tempat dirinya praktek di Kupang Nusa Tenggara Timur, angka stunting tinggi sekali hingga 38,75% (Salah satu tertinggi di Indonesia), padahal daerah ini kaya sekali akan tumbuhan Moringa Oleifera (Daun Kelor) dan Ikan, yang menjadi solusi stunting.
Emas Hijau yang diabaikan
Masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menyadari betapa kuatnya manfaat kesehatan yang terkandung dalam tanaman ini. Padahal, kelor yang tumbuh di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki kualitas terbaik di dunia (Nomor 2 setelah spanyol). Sebuah potensi yang begitu besar, namun belum digali dengan sepenuhnya, bahkan oversupply dan dibuang-buang begitu saja.
Namun, meski keajaiban daun kelor terbukti dalam penelitian, kenyataan di lapangan sangat berbeda. Banyak orang yang hanya mengenal kelor sebagai tanaman yang digunakan untuk keperluan spiritual—untuk mengusir santet atau sebagai bahan penangkal susuk, bahkan makanan untuk orang kurang mampu.
Mulai bisnis Sampingan dari Garasi Rumah
Dari sinilah, dr. Andre melihat sebuah peluang dan memulai bekerja dari Garasi rumahnya. Ia memulai sebuah perjalanan, bukan hanya untuk mengaplikasikan pengetahuan, tetapi untuk memberikan solusi nyata bagi banyak orang yang ingin hidup sehat lewat daun kelor.
Jual Lapis Kelor & Restoran Pertama
Dengan tekad yang kuat, La Moringa lahir. Semua dimulai dengan lapis kelor—produk sederhana yang dijual di bandara dan garasi rumah. Ini adalah langkah pertama, sebuah pintu yang terbuka untuk mengubah cara pandang orang terhadap kelor dan manfaatnya yang luar biasa dan 2019, Restoran Lamoringa Kupang berdiri.
Passion & Cinta terhadap Manfaat Daun Kelor
La Moringa bukan hanya sekadar bisnis. Ini adalah cinta yang dituangkan dalam setiap produk, cinta untuk kesehatan, cinta untuk kehidupan yang lebih baik.
Kelor bukan lagi sekadar tanaman, tetapi sebuah superfood yang mampu memberikan keajaiban bagi tubuh kita dan fleksibel untuk dikonsumsi sebagai makanan sehari hari dalam berbagai bentuk.
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Kelor
Melalui La Moringa, kelor bukan hanya mengubah pandangan masyarakat tentang tanaman ini, tetapi juga membuka mata banyak orang untuk memahami bahwa kesehatan sejati tidak datang dari obat-obatan kimiawi, tetapi dari kekuatan alam yang diberikan Tuhan.
Dalam setiap produk / jasa yang kami hasilkan, La Moringa memastikan harus Enak, Sehat, dan Asli Indonesia.
2023 Buka cabang di Kemang Jakarta Selatan
Lamoringa lebih dari sekadar bisnis. Lamoringa adalah sebuah gerakan sebuah perjuangan untuk mengolah superfood menjadi produk bertaraf internasional.
Kami membuka cabang di lokasi yang sangat prestisius di Kemang, Jakarta Selatan.
Mendapatkan penghargaan Indonesia Mencari Founders 2024
La Moringa terpilih menjadi salah satu perusahaan rintisan terbaik yang mengajarkan kita untuk menghargai apa yang alam berikan, dan bagaimana sesuatu yang sederhana seperti daun kelor bisa berdampak bagi kesehatan, ekonomi nasional, dan berkat buat banyak orang.
Terpilih menjadi Vendor Catering Presiden Jokowi (2024)
Kamis 3 Oktober 2024, La Moringa terpilih menjadi vendor catering Jokowi Dodo (Mantan Presiden RI) setelah melewati uji kelayakan, tentunya ini menjadi kebanggaan bagi kami La Moringa untuk menyambut seorang Presiden.
2025 di Undang oleh Raditya Dika untuk Podcast
La Moringa dipercaya oleh Raditya Dika menjadi narasumber untuk Podcast bulan ramadhan, tentunya kami keluarga La Moringa sangat senang dipercaya untuk mengisi Podcast bersama Raditya Dika.